RLI
Thursday, November 13, 2025
No Result
View All Result
  • HOME
  • PROFIL
  • JURNAL
  • KEGIATAN
  • VIDEO
  • HOME
  • PROFIL
  • JURNAL
  • KEGIATAN
  • VIDEO
No Result
View All Result
RLI
No Result
View All Result
Home artikel

Disiplin sebagai Jalan Iman dalam Manajemen Pendidikan Islam

Admin by Admin
October 9, 2025
in artikel, Cak Nur, Manajemen Pendidikan Islam
0 0
0
0
SHARES
78
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Mulyawan Safwandy Nugraha
Praktisi pendidikan, pegiat literasi, dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Menulis refleksi tentang kepemimpinan, manajemen pendidikan Islam, dan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan modern.

Dalam pandangan Islam, disiplin bukan sekadar soal aturan atau tata tertib. Ia adalah ekspresi dari iman. Sebab iman yang benar selalu melahirkan keteraturan, kesungguhan, dan tanggung jawab. Disiplin menjadi tanda bahwa seseorang hidup dengan kesadaran, bukan sekadar mengikuti kebiasaan.

Manajemen pendidikan Islam, bila ingin berjalan efektif, harus bertumpu pada nilai-nilai itu. Disiplin bukan hanya instrumen organisasi, tetapi fondasi moral yang menegakkan seluruh bangunan pendidikan. Karena pendidikan dalam Islam tidak sekadar menyalurkan pengetahuan, tetapi membentuk kepribadian yang terarah kepada Allah.

Rasulullah bersabda:

“Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang terus-menerus, meskipun sedikit.” (HR. Muslim)

Hadits ini memberi dasar penting bagi manajemen pendidikan. Konsistensi (istiqamah) lebih bernilai daripada kerja besar yang tidak berkelanjutan. Dalam dunia pendidikan, konsistensi adalah disiplin. Guru yang setiap hari hadir, meskipun lelah, lebih berarti daripada yang sesekali tampil gemilang. Kepala sekolah yang tekun memantau proses, bukan hanya hasil, menunjukkan manajemen yang hidup.

Disiplin bukan hanya tentang mematuhi aturan, tetapi menjaga kontinuitas dalam kebaikan. Allah mencintai amalan yang berulang, karena di dalam pengulangan itulah manusia membentuk karakter dan kebiasaan yang kokoh.

Hadits lain menyampaikan pesan yang lebih mendasar tentang waktu. Rasulullah bersabda kepada Ibnu Umar:

“Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau pengembara.” (HR. Bukhari)

Kemudian Ibnu Umar menasihatkan,

“Jika engkau di waktu sore, jangan menunggu pagi, dan jika engkau di waktu pagi, jangan menunggu sore.”

Waktu dalam pandangan Islam bukan sesuatu yang boleh diabaikan. Ia adalah amanah. Dalam konteks manajemen pendidikan, waktu adalah sumber daya paling mahal. Tidak ada pendidikan bermutu tanpa manajemen waktu yang baik.

Namun sering kali lembaga pendidikan justru kehilangan waktu di hal-hal kecil: rapat yang molor, keputusan yang tertunda, laporan yang menunggu “nanti saja”. Padahal Rasulullah sudah mengingatkan agar setiap detik digunakan dengan kesadaran penuh.

Seorang pendidik yang menghargai waktu berarti menghargai ilmunya sendiri. Ia tahu bahwa menunda pekerjaan bukan hanya kehilangan waktu, tetapi juga kehilangan momentum spiritual.

Rasulullah juga bersabda:

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini meletakkan dasar bagi disiplin tanggung jawab. Dalam manajemen pendidikan Islam, pemimpin bukan hanya pengatur, melainkan penanggung jawab. Disiplin seorang kepala sekolah atau pengelola lembaga pendidikan tidak diukur dari jumlah aturan yang dibuat, tetapi dari sejauh mana ia memberi teladan dan memastikan amanah berjalan.

Seorang pemimpin yang disiplin tidak menunda keputusan penting. Ia hadir lebih awal dari yang lain, memastikan segala sesuatu berjalan sebagaimana mestinya. Ia tidak berlindung di balik jabatan, karena ia tahu bahwa setiap keputusan akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah.

Dalam kerangka itu, disiplin bukan sekadar alat manajerial, tetapi bentuk tanggung jawab spiritual.

Ada pula hadits yang menjadi dasar profesionalisme:

“Sesungguhnya Allah mencintai jika seseorang bekerja, maka ia mengerjakannya dengan itqan (tepat, baik, dan tuntas).” (HR. Baihaqi)

Kata itqan di sini menjadi kunci bagi seluruh sistem manajemen pendidikan Islam. Disiplin tidak hanya soal waktu, tetapi juga mutu. Pendidikan Islam menuntut setiap pelaku di dalamnya , ada guru, siswa, staf, dan pimpinan, untuk melakukan pekerjaan dengan sungguh-sungguh dan penuh kualitas.

Dalam konteks modern, itqan sepadan dengan profesionalisme. Namun dalam Islam, profesionalisme tidak berhenti pada kecakapan teknis. Ia berakar pada niat dan kesadaran moral. Orang yang disiplin dalam bekerja dengan itqan bukan sekadar ingin sukses di mata manusia, tetapi ingin diterima di sisi Allah.

Hadits lain yang meneguhkan pentingnya disiplin waktu adalah sabda Rasulullah:

“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah shalat tepat pada waktunya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Shalat bukan hanya ibadah ritual, tetapi juga pelatihan disiplin harian. Seorang Muslim yang benar-benar menjaga waktu shalatnya akan terbiasa menepati waktu dalam urusan lainnya. Dalam manajemen pendidikan Islam, shalat menjadi simbol keteraturan. Ia mengajarkan bahwa setiap kegiatan harus memiliki waktu dan prioritas yang jelas.

Jika sebuah lembaga mampu menanamkan disiplin waktu seperti disiplin shalat, maka seluruh sistem akan berjalan lebih tertib dan produktif. Disiplin waktu bukan berarti kaku, tetapi berarti menghargai keseimbangan. Ia menjaga agar tidak ada waktu yang hilang tanpa makna.

Dari seluruh hadits ini, kita belajar bahwa disiplin dalam Islam bukan hasil tekanan luar, melainkan lahir dari kesadaran batin. Dalam istilah Cak Nur, ini disebut iman yang rasional. Iman yang tidak berhenti pada keyakinan, tetapi mewujud dalam perilaku teratur dan bertanggung jawab.

Disiplin adalah bentuk pengabdian manusia terhadap hukum Tuhan yang berlaku dalam kehidupan. Alam semesta berjalan dengan disiplin. Matahari terbit tepat waktu. Air mengalir sesuai gravitasi. Semua tunduk pada hukum Allah. Maka manusia, sebagai makhluk berakal, seharusnya lebih sadar untuk menegakkan keteraturan itu dalam kehidupannya, termasuk dalam manajemen pendidikan.

Jika alam saja disiplin, bagaimana mungkin manusia yang beriman hidup tanpa keteraturan?

Manajemen pendidikan Islam yang efektif tidak cukup hanya dengan sistem dan struktur. Ia membutuhkan budaya disiplin yang berakar pada nilai iman. Guru harus memahami bahwa ketepatan waktu mengajar bukan hanya urusan profesional, tapi juga ibadah. Siswa harus memahami bahwa belajar dengan tekun bukan hanya kewajiban akademik, tapi juga bentuk syukur atas nikmat akal.

Pemimpin lembaga harus melihat kedisiplinan bukan sekadar aturan organisasi, tapi cermin kejujuran dirinya di hadapan Allah.

Ketika disiplin dipahami sebagai bagian dari iman, pendidikan Islam akan melahirkan generasi yang bukan hanya cerdas, tetapi juga tertib, tangguh, dan bertanggung jawab.

Cak Nur pernah menulis bahwa “Islam adalah agama yang sangat menghargai keteraturan dan keseimbangan.” Kedisiplinan adalah wujud nyata dari keteraturan itu. Ia menjembatani nilai-nilai ilahiah dengan realitas sosial.

Dengan disiplin, iman menjadi konkret. Dengan disiplin, manajemen menjadi hidup. Dan dengan disiplin, pendidikan Islam menemukan ruhnya kembali,  bukan sekadar lembaga, tapi medan pengabdian.

Karena sejatinya, disiplin adalah ibadah yang paling sering dilupakan. Ia tidak perlu banyak kata, cukup dijalani dengan kesadaran dan keikhlasan.

Previous Post

Kepemimpinan Transformatif dan Spirit Iqra’: Menjadi Kepala Sekolah yang Mencerahkan

Next Post

Implementasi Nilai-nilai Syura dalam Hadis untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan Islam

Next Post

Implementasi Nilai-nilai Syura dalam Hadis untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan Islam

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Posts

  • Mewujudkan Madrasah ramah anak untuk semua
  • Menjaga benteng terakhir penjaga moral anak bangsa
  • Ambisi politik aktivis muda dan realitas menuju kekuasaan: What should you do?
  • Dua Guru, Sepuluh Bulan Tanpa Gaji, dan Rasa Keadilan yang Hilang 
  • Budaya Kerja Positif yang Dimulai dari Kepemimpinan Kuat

Recent Comments

No comments to show.
RLI

© 2024 RLI

Navigate Site

  • Home Page
  • Sample Page
  • Tentang Kami

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • HOME
  • PROFIL
  • JURNAL
  • KEGIATAN
  • VIDEO

© 2024 RLI